Berita dan Kegiatan

Pondok Pesantren Al-Fatah, Natar, Lampung, secara resmi melakukan peluncuran sekolah tinggi Al-Qur'an berbasis online bernama Shuffah Al-Qur’an Abdullah bin Mas’ud (SQABM) pada Kamis 10 Muharam 1434/15 November 2013.

Dalam acara peluncuran awal (soft launching) itu, SQABM mendapatkan sambutan hangat dari Dekan Fakultas Tafsir dan Ilmu Al-Qur’an Universitas Islam Gaza (IUG), Palestina, Dr. Syaikh Mahmud Hasyim Anbar yang menyampaikan sambutan tertulisnya.

Anbar mengatakan, SQABM merupakan nama yang terbaik dari sekian banyak sekolah tinggi dan universitas yang ada di dunia karena mengambil nama salah seorang sahabat yang keilmuannya langsung mendapatkan pengakuan dari Rasulullah Muhammad.

Rencananya, peluncuran resmi (grand launching) SQABM akan digelar pada Selasa (19/11) di Pondok Pesantren Al-Fatah, Natar, Lampung.

Sementara itu, pembina SQABM, H. Muhyidin Hamidy menyatakan, saat ini masih sedikit masyarakat Muslim yang tekun dalam mempelajari Al-Qur’an. Dengan hadirnya Shuffah Al-Qur’an diharapkan akan menjadi pendorong dan sekaligus sebagai media bagi Muslimin agar bisa mempelajari, memahami, dan mengamalkan kandungan Al-Qur’an.

Latar belakang pendirian lembaga tersebut adalah melihat realitas saat ini, jutaan umat Muslim tidak memiliki kesempatan mempelajari Al-Qur’an karena berbagai alasan, terutama alasan ekonomi, politik, dan geografis.

Bagi umat muslim yang hidup di daerah minoritas, atau di negara berideologi komunisme, sulit bagi mereka untuk menyelenggarakan lembaga pendidikan berbasis Islam yang diakui oleh pemerintah setempat.

Ada dua keunggulan metode yang ditawarkan oleh lembaga itu. Pertama dengan metode online, memudahkan siapa saja dan di mana saja mudah mengaksesnya. SQABM mendapat dukungan penuh dari PT. TELKOM Indonesia yang menyediakan layanan perangkat online yang dibutuhkan.

Kedua dengan metode klasikal akademik. Metode ini khusus bagi mereka yang ingin mendapatkan gelar sarjana (S1) dengan syarat memiliki ijasah SMA atau yang sederajad dan bersedia mengikuti kuliah dengan total 153 SKS dan setiap semester hafal lima juz.

Sebelumnya, beberapa pelatihan telah dilakukan di Indonesia dengan peserta dari Indonesia dan Malaysia oleh para pengajar (dosen) yang didatangkan langsung dari Gaza, Palestina. Hasilnya cukup memuaskan, lebih dari 50 persen peserta mampu memenuhi target hafalannya.

Metode ini telah dipraktekkan di Ma’had Darul Qur’an wa Sunnah, Gaza, Palestina. Setiap tahunnya, lembaga itu mewisuda ribuan santrinya yang telah hafal 30 juz Al-Qur’an.

Menurut ketua SQABM, Yakhsyallah Mansur, bagi mahasiswa yang sudah hafal 30 juz Al-Qur’an, bisa mendapatkan gelar sarjana dalam tiga tahun.

Harapan dibentuknya SQABM agar dapat mengentaskan muslimin dari buta huruf Al-Qur’an. Target akhir SQABM Online adalah mencetak satu juta penghafal Al-Qur'an dalam dua tahun.

Harapan yang lebih besar lagi adalah untuk membangun peradaban umat manusia berdasarkan Al-Qur'an, sebagaimana tugas utama Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa salam adalah untuk menyempurnakan akhlaq manusia yang mulia

Merubah sikap dan perilaku manusia dari yang buruk ke arah kebaikan, kemuliaan, dan ketaqwaan seperti yang terkandung dalam Al-Qur’an.

Dosen-dosen pengajar SQABM adalah para dosen Al-Qur'an yang kompeten di bidangnya. Mereka berasal dari beberapa negara seperti dari Sudan, Yaman, Malaysia, dan Indonesia sendiri.

Program pengajaran SQABM tersedia dalam tiga bahasa, Indonesia, Inggris, dan Arab. Para mahasiswa juga bisa mempelajari ilmu-ilmu lain seperti tafsir, tarikh (sejarah), lughoh (bahasa).

Sampai hari ini (Kamis, 15/11) sedikitnya ada 85 calon mahasiswa yang telah mendaftar di SQABM. Bagi calon mahasiswa yang berminat ingin bergabung dalam program ini dapat mengunjungi www.stsqabm.com.
Lebih baru Lebih lama