Berita dan Kegiatan

Sambutan Pengetua Imtiaz Ust. Azharizan bin Yakob
Sejumlah empat puluh lima santri dari Pesantren Imtiaz Ulul Albab Malaysia mengadakan study banding ke Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah Muhajirun Negararatu, Natar, Lampung Selatan.

Rombongan santri Malaysia tiba di Lampung pada Selasa (8/12) pagi. Mereka didampingi enam orang guru yang akan berada di Lampung selama sepuluh hari.

Perwakilan dari Sekolah Menengah Imtiaz Ulul Albab Malaka Malaysia, Azharizan Bin Yaacob, dalam sambutan menyatakan tujuan study banding bertajuk “Kembara Huffaz” ini ingin mempelajari bagaimana ukhuwah Islamiyah bisa terjalin dengan baik di Indonesia.

“Di Al-Fatah ini terkenal dengan budaya menebarkan salam, salat malam, dan ukhuwah islamiah, oleh karena itu kami bawa anak-anak kami dari Imtiaz Malaysia untuk belajar di sini supaya bisa dipraktikan di Malaysia sana,” ujarnya.

Mereka berharap terjalin ukhuwah Islamiyah yang erat antara Muslim Indonesia dengan Malaysia.

“Bukan saya memuji, namun di pesantren ini tercipta keamanan dan ketenteraman, ini tentunya adalah hasil dari ukhuwah Islamiyah yang kuat, ini yang ingin kami pelajari di sini dan diterapkan di Malaysia, “ ujarnya.

Sementara Pembina Utama Ponpes Al-Fatah, Imaamul Muslimin Yakhsyallah Mansur dalam sambutannya mengapresiasi Sekolah Menengah Imtiaz yang menambahkan “ulul albab” di belakangnya sebagai generasi yang punya kedudukan tertinggi dihadapan Allah.

“QS. Ali Imran ayat 190-191 menunjukkan betapa tingginya kedudukan orang yang berakal, jadi ulul albab adalah kelompok orang yang merasa terpanggil untuk memperbaiki masyarakatnya, menangkap aspirasi mereka, merumuskannya dalam bahasa yang dapat difahami setiap orang, menawarkan strategi dan alternatif pemecahannya,” ujarnya.

Lebi lanjut Yakhsyallah juga mengajak santri Imtiaz untuk bersungguh-sungguh mencari ilmu dan menghayati karakteristik ulul albab.

“Karakter ulul albab itu bersungguh-sungguh mencari ilmu, rajin salat malam, tidak takut kecuali kepada Allah, kritis dan cerdas dalam menerima informasi, mengembangkan ilmunya untuk memperbaiki masyarakat, mampu pisahkan baik dan buruk, pertahankan kebaikan walaupun harus bertentangan dengan mayoritas manusia, serta menjadikan Al-Quran sebagai pusat perhatian dan barometer langkah-langkahnya,” tegasnya.

Study banding ini merupakan yang ketiga kalinya dilaksanakan Sekmen Imtiaz Ulul Albab Malaka, Malaysia di Ponpes Al-Fatah ini.

Kerjasama juga dijalin dengan mengirimkan sejumlah guru tahfidz dari Al-Fatah ke Malaysia dengan metode menghafal cepatnya dalam waktu 3 bulan menghasilkan sekitar 30-an hafidz di Malaysia yang diapresiasi juga oleh Kementerian Pendidikan Malaysia.

sumber : mirajnews.com
أحدث أقدم