Tangerang, Banten – Kontingen Pencak Silat Tapak Suci Al-Fatah sukses mencatat prestasi gemilang dengan meraih gelar Juara Umum III di ajang bergengsi "International Moslem Pencak Silat Championship (IMPSC) 2025". Kejuaraan ini diselenggarakan oleh Pondok Modern Darussalam Gontor pada 16-19 September 2025 sebagai bagian dari peringatan 100 tahun berdirinya pondok tersebut.
Ajang berskala internasional ini digelar di Indomilk Indoor Stadium, Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, Banten. Kompetisi ini diikuti oleh lebih dari 3.500 pesilat dari 240 kontingen dari 11 negara berbeda.
"Alhamdulillah, hasil ini adalah buah dari semangat, keteguhan, dan kerja keras santri dan santriwati Ahlus Shuffah selama tujuh bulan terakhir," ujar M. Ari Lubis, salah satu pelatih tim.
"Semoga semuanya mendapat hikmah dan berkah dari prestasi santri kita ini." tambahnya.
Raihan impresif ini tidak terlepas dari perolehan medali yang luar biasa, dengan total 13 medali emas, 2 perak, dan 3 perunggu. Prestasi ini semakin terasa istimewa karena diraih dari berbagai kategori, mulai dari usia dini, pra-remaja, remaja, hingga dewasa.
Daftar Peraih Medali
Dari kategori Remaja, tim Al-Fatah menunjukkan dominasi kuat dengan meraih total 9 medali emas. Medali emas ini dipersembahkan oleh:
- Umi Kulsum & Gendis Arum Larasati
- Mevca Azza Latifah
- Luvi
- Amrullah Azakky
- M. Abdillah Satrio
- Abiyyu Rizki Pertama
- Fattan Al Maisan
- Izza Annafisa Addaniyah
- Nafisa Aulia Zulfa
Salah satu pesilat andalan, Nafisa Aulia Zulfa, juga dinobatkan sebagai Pesilat Putri Terbaik tingkat Remaja, sebuah pencapaian yang membanggakan bagi Al-Fatah.
Di kategori Pra-Remaja, para pesilat muda juga tak kalah gemilang dengan menyumbang 3 medali emas dari Haifa Assyifa, Karendra Sihran Adjika, dan Fataha. Sementara itu, Muhammad Asil, Novian Dani, dan Radja Islamay Rahman berhasil meraih medali perunggu.
Prestasi juga diraih oleh pesilat Usia Dini, di mana M. Khalid Ilmy Zaky berhasil membawa pulang medali emas. Sementara itu, di kategori Dewasa, Syafa Indah Safitri meraih emas, disusul Raihan Hafiz dengan perak, dan Fahmi Abiya dengan perunggu.
Meskipun beberapa pesilat lain seperti Qurotaayun dan Akbar Alfarizi Dinata belum berhasil meraih medali, partisipasi mereka tetap menjadi bagian penting dari perjuangan tim. Semangat juang mereka menjadi motivasi bagi seluruh anggota tim untuk terus berkembang.
Kesuksesan ini menjadi bukti nyata bahwa Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah dan Madrasah Al-Fatah bukan hanya mencetak generasi Qur'ani yang unggul, tetapi juga atlet-atlet berprestasi di kancah internasional.